UNSYIAH DAN JALANAN

Opini

Oleh :  Rahmad Nuthihar

Bulan November sudah berlalu dan kini memasuki bulan desember yang sama – sama berinfiksasi [–ER]. Membawa kabar gembira petanda bahwasanya musin hujan telah tiba. Namun bulir air yang menadahi bumi itu menjadi kisah pilu tersendiri bagi mahasiswa Unsyiah. perjalanan para penuntut ilmu terganggu dengan rembesan hujan yang menadahi bumi. Lintasan yang mereka lalui  saat semula berlobang namun ketika air hujan menetesi ke bumi membentuk sebuah genangan air.

Suara riuh lalu akan lalang kendaraan saat matahari menyising, sebuah pemadangan yang sangat luar biasa kita temui.  Para anak negeri ini berjuang secepat mungkin tiba di kampus untuk mengisikan kursi yang paling depan. Menjelang pukul 07.45 s/d 08.30 tak ayalnya kemacetan pun terjadi  kemacetan sehingga mengundang beberapa pihak kepolisian dan dinas perhubungan untuk memantau lalu lintas di seputaran kopelma darusalam. Berbagai kendaran mencoba mencoba saling mendahului seraya mencengah kenderaanya terperosok kejalanan yang tergenang  air. Menurut pantauan penulis jalanan yang tingkat kerusakannya paling  parah terdapat di JL. Inoeng bale (jalan menuju kampus ekonomi)  serta Jl. Syekh Abdurauf (menuju kampus FKIP, Hukum).

Universitas jatung hate rakyat aceh, menjadikannya universitas favorite bagi seluruh anak negeri.  Baik di aceh dan tidak luput nama Unsyiah  mencuat di luar daaerah, bahkan beberapa mahasiswa di luar aceh menimba ilmu di unsyiah. Menjadi pertimbangan bagi seluruh rekan mahasiswa dikarenakan universitas syiah kuala merupakan sebuah universitas negeri yang biaya pendidikannya paling murah.

Berbeda untuk saat ini keresahan cukup tengit dirasakan oleh mahasiswa, berpacu dengan waktu dan menjaga diri dari semprotan air dari kendaraan. Menjadi cerita yang mungkin akan dikhabarkan sepanjang waktu oleh para mahasiswa universitas syiah kuala.

Kekesalan para mahasiswa ini bukan hanya diperdengarkan oleh penulis sendiri, namun banyak juga pihak Petinggi kampus, seperti BEM, DPM, UKM, sependapat dan sekata agar jalanan yang rusak itu segera diperbaiki. Mengingat dana yang dimiliki oleh universitas syiah kuala tergolong sangat banyak. Setiap semesternya pihak unsyiah mewajibkan dana kelembagaan sebanyak 75.000.

Sedangkan dana lainnya yang harus dibayar oleh mahasiswa baru berupa dana tambahan sebanyak Rp 700.000. berbeda mahasiswa jalur mandiri mereka dikenakan kewajiban membayar dana pengembanan intitusi yang jumlahnya tergolong banyak. Diantaranya Untuk Fakultas Ekonomi Rp 6.000.000, FKH Rp 2.000.000. Fakultas Hukum Sebanyak 4.000.000. Teknik 14.000.000. pertanian Rp 3.000.000, KIP Rp 4.000.000.

Dari sekian fakultas  yang dana intusinya nominalnya paling besar adalah dana intitusi pada Fakultas kedokteran sebnyak Rp 100.000.000. Sulit dipercaya bila dana itu habis terpakai untuk keperluan yang lainnya. “saya rasa pihak direktorat kampus harus transparasi dalam dana yang ada di unsyiah. karena saya merasa prihatin dengan kondisi kampus yang saat ini semakin terpuruk. Terutama menyangkut fasilitas berupa jalan menuju kampus FKIP”. Tegas sopian ketua Bem FKIP.

Pertimbangan

Dari kesemua poblema yang melanda unsyiah, petinggi kampuslah yang patut dipersalahkan. Perihal  jalan yang rusak tersebut merupakan wilayah kampus.  Sehingga Dinas Pekerjaan Umum (PU) Bina Marga lepas tangan bisa dikatakan bukan merupakan keharusan baginya untuk memperbaiki jalanan yang rusak.  Rektor unsyiah seharusnya turun tangan serta membuka matanya lebar – lebar menyaksikan keresahan yang dirasakan oleh mahasiswa. Dewasa kali ini, mahasiswa menuding bilamana dana yang dimiliki oleh unsyiah disinyalir telah disalah gunakan. Mengingat pilkada kali ini rektor unsyiah, Darni M Daod menjadi kandidat pada pemilihan gubernur periode 2011 – 2016. Sungguh sangat zalim rasanya, bilamana seorang yang dipercaya oleh seluruh mahasiswa kini berkhianat seraya membawa ember – ember kelembagaan untuk mempopulerkan dirinya untuk  menarik simpati dari semua kalangan.

Kembali pada persoalan jalan rusak di seputaran unsyiah. fakultas keguruan dan ilmu pendidikan(FKIP) merupakan fakultas yang memiliki jumlah mahasiswa tergolong paling banyak dibandingkan dengan semua fakultas yang ada di universitas syiah kuala. Tak ayalnya justru jalanan T.  Abdul rauf yang menuju kampus fkip lah rusak parah. Kendati demikian jalanan di depan RKU 4 atau jalan menuju kampus fisipol malah bisa dikatakan dengan lintasan setapak. Dengan kondisi aspal yang tidak berbentuk lagi ditambah parah dengan banyaknya lobang pada aspal tersebut.

Semuanya pasti mengetahui, Darni M Daod juga merupakan alumnus dari fkip unyiah jurusan bahasa inggrish. Rasa – rasanya orang nomor satu dikampus tersebut tidak memandang sebelah matapun perihal fasilitas dan sarana di fkip. Sebuah kebanggan tentunya saat ini fkip memiliki kampus yang mewah dan megah, namun gedung tersebut merupakan bantuan dari pihak donator asing yakni DBE (USAID).

Seluruh mahasiswa unsyiah , tentu berharap banyak  kiranya jalanan yang mereka lalui ketika menuju kampus segera diperbaiki. Sudah kewajiban dari pihak direktorat unsyiah mendengar keluh kesah mahasiswanya. Dana bukan sebuah persoalan dari universitas negeri ini untuk memperbaiki jalanan tersebut. Berbagai donator, relasi, dan link yang selama ini tentu siap membantu pembangunan unsyiah.

Rahmad Nuthihar, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia  Unsyiah

Aktif di UKM Pers Detak

 

 

Tinggalkan komentar